Setiap
hari pukul 8 pagi saya selalu mengantar kedua adikku ke sekolah, dan
setiap hari pula saya melihat seorang nenek tua dengan raut wajah yang
keriput itu hanya duduk terdiam di pinggiran jalan SD khatolik pelangi
mandonga, sambil memegang ember cat kecil yang sudah usang berharap
seseorang akan memberi koin kepadanya, sesekali ia menengok kearah para
pengantar anak-anak sekolah yang menggunakan mobil mewah dengan raut wajah yang letih dan penuh harapan, matanya fokus tertuju pada mereka
pandangan seorang nenek tua itu seakan meminta pertolongan, dari
kejauhan seorang penjual Koran jalan dengan kaki yang terpincang
menandakan dia seorang yang cacat, perlahan penjual Koran itu mendekat
ke nenek tua itu, dengan suara kecil dia bertanya ada yang bisa saya
bantu nek?, dengan suara yang paraunya si nenek itu menjawab bisa tolong
belikan saya roti dan aqua saya lapar dan haus, perlahan tangan yang
tua itu masuk kedalam ember usang itu dalam genggamannya saya melihat
uang 2000 rupiah, hati saya merasa sedih melihat nenek tua itu, seketika
itu juga saya melihat penjual Koran itu meletakan Koran jualanya itu
dengan langkah yang terpincang itu si penjual Koran itu menybrang ke
sebelah jalan untuk membelikan nenek tua itu sebuah roti dan aqua.
Sungguh ironis keadaan diatas pemeritah seharusnya memperhatikan keadaan
orang orang yang miskin di jalan karena mereka juga adalah saudara kita
yang perlu di perhatikan, pemerintah harus menjalankan suatu program
bagi masyarakat yang miskin dan memberdayakan mereka…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar