Komunikasi Kewirausahaan
Hasriani
Fait
C1D1
10 049
Konsep Kewirausahaan
Sampai saat ini konsep kewirausahaan
masih terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang
selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan
berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.
Seseorang yang memiliki karakter
wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah
orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan
tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new business in the
face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by
identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on
those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber
daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan
inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang
yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan
dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki
jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
Dari beberapa konsep di atas
menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan kemampuan para
wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata,
karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan
wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta
maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka
yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide,
dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan
perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).
Kewirausahaan (entrepreneurship)
muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide
barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan
yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha
(Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di
pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan
berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut
dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
- Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
- Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
- Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services),
- Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources).
Walaupun di antara para ahli ada
yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun
sebenarnya karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang yang
berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang
menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun
profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakikat
pentingnya kewirausahaan, yaitu:
- Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
- Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
- Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
- Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
- Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
- Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Berdasarkan keenam pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah nilai-nilai yang membentuk
karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya
dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan
usahanya. Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan
ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1)
percaya diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil
risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6)
keorisinalan.
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang
berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak
kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh
keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh
pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa
seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu
dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new
and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan
inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk
memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity),
kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan
kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
KONSEP-KONSEP DASAR KOMUNIKASI
` Komunikasi
merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di
tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada.
Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam konunikasi.
Pentingnya
komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan
dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak
adanya komunikasi organisasi dapat macet dan berantakan. Misalnya bila dalan
suatu sekolah kepala sekolah tidak memberi informasi kepada guru-guru mengenai
kapan sekolah dimulai sesudah libur semester dan apa bidang studi yang harus
diajarkan oleh masing-masing guru, maka besar kemungkinannya guru tidak dating
mengajar. Skibatnya, murid-murid tidak belajar. Hal ini menjadikan sekolah
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dari contoh itu kelihatan, bahwa dengan
kelupaan memberi informasi saja sudah memberikan efek yang lebih besar bagi
sekolah. Karena pentingnya komunikasi dalam organisasi maka perlu menjadi
perhatian pengelola agar dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler 1981). Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah, perlu terlebih dahulu mengetahui konsep-konsep dasar komunikasi. Karena itu, pada bab 1 ini disajikan dahulu konsep-konsep dasar komunikasi seperti definisi komunikasi, model komunikasi, komponen dasar komunikasi dan prinsip-prinsip komunikasi.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler 1981). Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah, perlu terlebih dahulu mengetahui konsep-konsep dasar komunikasi. Karena itu, pada bab 1 ini disajikan dahulu konsep-konsep dasar komunikasi seperti definisi komunikasi, model komunikasi, komponen dasar komunikasi dan prinsip-prinsip komunikasi.
A.
DEFINISI KOMUNIKASI
Bermacam-macam definisi komunikasi yang
dikemukakan orang untukk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut
mana mereka memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya
dan tidak salah karena
disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing. Berikut ini disajikan
beberapa dari
definisi tersebut untuk melihat keanekaragaman yang berguna untuk menarik pengertian yang umum dari
komunikasi.
1. Definisi Hovland, Janis dan Kelley Hovland, Janis dan Kalley seperti yang dikemukakan
oleh Forsdale
(1981) adalah sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the process by which an individual transmits
stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals”. Dengan kata-kata
lain komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk
verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini, mereka menganggap
komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.
2. Definisi Forsdale Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is estabilished, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat didirikan, dipelihara dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Misalnya setiap bahasa mempunyai aturan tertentu baik bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim signal menggunakan bahasa yang sama dengan orang yang menerima, maka si penerima akan dapat memahami maksud dari aignal tersebut, tetapi kalau tidak mungkin dia tidak dapat memahami maksudnya.
Selanjutnya Forsdale mengatakan, bahwa pemberian signal dalam komunikasi dapat dilakukan dengan maksud tertentu atau denganm disadari dan dapat juga terjaditanpa disadari. Kalau kita bandingkan dengan definisi pertama, definisi Forsdale ini kelihatannya lebih umum dari definisi pertama yang mengatakan komunikasi hanya terjadi dengan penuh kesadaran sedangkan pada Forsdale dapat dalam kondisi sadar dan tidak sadar. Begitu juga dalam ruang lingkupnya, kalau definisi pertama lebih menekankan komunikasi hanya di antara manusia, sedangkan pada definisi kedua komunikasi baik di antara manusia maupun komunikasi dalam system kehidupan binatang.
2. Definisi Forsdale Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is estabilished, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat didirikan, dipelihara dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang diterimanya. Misalnya setiap bahasa mempunyai aturan tertentu baik bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim signal menggunakan bahasa yang sama dengan orang yang menerima, maka si penerima akan dapat memahami maksud dari aignal tersebut, tetapi kalau tidak mungkin dia tidak dapat memahami maksudnya.
Selanjutnya Forsdale mengatakan, bahwa pemberian signal dalam komunikasi dapat dilakukan dengan maksud tertentu atau denganm disadari dan dapat juga terjaditanpa disadari. Kalau kita bandingkan dengan definisi pertama, definisi Forsdale ini kelihatannya lebih umum dari definisi pertama yang mengatakan komunikasi hanya terjadi dengan penuh kesadaran sedangkan pada Forsdale dapat dalam kondisi sadar dan tidak sadar. Begitu juga dalam ruang lingkupnya, kalau definisi pertama lebih menekankan komunikasi hanya di antara manusia, sedangkan pada definisi kedua komunikasi baik di antara manusia maupun komunikasi dalam system kehidupan binatang.
3. Definisi Brent D. Rubben
Brent D. Rubben memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang
lebih komprehensif
sebagai berikut : Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya, dalam
kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.
Pada definisi inipun komunikasi juga dikatakan
sebagai suatu proses yaitu suatu aktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain
tetapi berhubungan. Misalnya
kalau kita ingin berpidato di depan umum, sebelum berpidato tersebut kita telah
melakukan serentetan
sub-aktivitas seperti membuat perencanaan, menentukan tema pidato, mengumpulkan bahan, melatih
diri di rumah, baru kemudian tampil berpidato di depan umum. Bila diperhatikan
lebih lanjut definisi Ruben ini, kelihatan bahwa Ruben memakai istilah yang berbeda dengan dua
definisi sebelumnya yang memakai istilah stimulus dan signal. Ruben menggunakan istilah informasi untuk maksud
itu, yang diartikannya
sebagai kumpulan data, pesan (message), susunan isyarat dalam cara tertentu yang mempunyai arti atau berguna
bagi system tertentu. Pengertian informasi di sini tidak hanya bersifat fakta tetapi juga
bersifat fiksi, humor atau bujukan, dan apa saja.
Istilah menciptakan informasi yang dimaksudkan Ruben di sini aalah tindakan menyandingkan (encoding) pesan yang berarti, kumpulan data tau suatu set isyarat. Sedangkan istilah mengirimkan informasi maksudnya adalah proses dengan mana pesan dipindahkan dari si pengirim kepada orang lain atau dari satu tempat ke tempat lain. Pesan dikirim melalui bahasa baik bahasa verbal maupun bahasa non verbal.
Istilah pemakaian informasi menunujuk kepada peranan informasi dalam mempengaruhi tingkah laku manusia baik secara individual, kelompok, maupun masyarakat. Jadi jelas bahwa tujuan komunikasi menurut Ruben ini adalah untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain.
Istilah menciptakan informasi yang dimaksudkan Ruben di sini aalah tindakan menyandingkan (encoding) pesan yang berarti, kumpulan data tau suatu set isyarat. Sedangkan istilah mengirimkan informasi maksudnya adalah proses dengan mana pesan dipindahkan dari si pengirim kepada orang lain atau dari satu tempat ke tempat lain. Pesan dikirim melalui bahasa baik bahasa verbal maupun bahasa non verbal.
Istilah pemakaian informasi menunujuk kepada peranan informasi dalam mempengaruhi tingkah laku manusia baik secara individual, kelompok, maupun masyarakat. Jadi jelas bahwa tujuan komunikasi menurut Ruben ini adalah untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain.
4. Definisi William J. Seller Seiler (1998) memberikan definisi
komunikasi lebih bersifat universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana symbol
verbal dan nonverbal
dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Kelihatannya dari definisi ini proses komunikasi sangat sederhana, yaitu mengirim
dan menerima pesan, tetapi sesungguhnya komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami
tanpa mengetahui prinsip
dan komponen yang penting dari komunikasi tersebut. Dari keempat definisi yang diungkap[kan di atas jela, bahwa pada
hakekatnya komunikasi merupakan proses tetapi proses mengenai apa belumlah ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan proses pengiriman stimulus, ada yang mengatakan
pemberian signal dan ada pula yang mengatakan pengiriman informasi dan symbol tetapi menurut
penafsiran penulis semua istilah itu cenderung untuk menyatakan maksud yang sama yaitu
pengiriman pesan yang akan diinterpretasikan oleh si penerima pesan.
5. Definisi yang Dipakai Dalam Buku Ini Berdasarkan
prinsip umum dari definisi di atas dan berdasarkan bahwa pengertian komunikasi ini akan digunakan untuk
memahami komunikasi organisasi,
maka penulis berusaha menyusun definisi sendiri sebagai berikut : komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal
antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Si pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok atau organisasi. Begitu
juga halnya dengan si penerima pesan dapat berupa seorang anggota organisasi, seorang kepala
bagian,pimpinan, kelompok orang dalam organisasi, atau organisasi secara keseluruhan.
Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui trahap-tahap tertentu secara terus menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbale balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif atau psikomotor.
Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui trahap-tahap tertentu secara terus menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan proses yang timbale balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif, afektif atau psikomotor.
B.
MODEL KOMUNIKASI
Yang dimaksudkan dengan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana
dari proses yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komikasi dengan
komponen lainnya. Penyajian model dalam bagian ini dimaksudkan untuk
mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu
ada dalam suatu komunikasi.
1. Model
Lasswell
Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk
tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dokemukakan oleh Harold Lasswell
(Forsdale 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia
menggunakan ilmu pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam proses
komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium atau
dalam media apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa
efeknya.
2. Model Shannon
2. Model Shannon
Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi
dari Claude Shannon atau lebih terkenal dengan model Shannon Wever. Model ini
berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi
masing-masing komponen.
a) Sumber Informasi (Information Source)
Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message/pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari pesan itu merupakan tugas yang sederhana bagi otak seperti bila kita berjumpa dengan teman mengucapkan selamat pagi, selamat sore, mau ke mana dan sebagainya. Tetapi dalam keadaan pesan yang kompleks menghendaki otak untuk lwbih memikirkan dan mempertimbangkan pesan yang akan dikirimkan seperti menerangkan sesuatu pemacahan masalah kepada orang lain. Dalam setiap kejadian, otak harus memilih pesan yang tepat atau cocok dengan situasi. Proses pemilihan ini seringkali merupakan perbuatan yang tidak disadari manusia.
Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message/pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari pesan itu merupakan tugas yang sederhana bagi otak seperti bila kita berjumpa dengan teman mengucapkan selamat pagi, selamat sore, mau ke mana dan sebagainya. Tetapi dalam keadaan pesan yang kompleks menghendaki otak untuk lwbih memikirkan dan mempertimbangkan pesan yang akan dikirimkan seperti menerangkan sesuatu pemacahan masalah kepada orang lain. Dalam setiap kejadian, otak harus memilih pesan yang tepat atau cocok dengan situasi. Proses pemilihan ini seringkali merupakan perbuatan yang tidak disadari manusia.
b) Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunakan mesin.
Pada komunikasi tatapmuka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal. Sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat-alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti telepon, radio, televise, foto dan film.
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunakan mesin.
Pada komunikasi tatapmuka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal. Sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat-alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti telepon, radio, televise, foto dan film.
c) Penyandian (Enconding) Pesan
Penyandian (enconding) pesan doperlukan untuk mengubah ide dalam otak ke dalam suat sandi yang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, dimana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga bberasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.
Penyandian (enconding) pesan doperlukan untuk mengubah ide dalam otak ke dalam suat sandi yang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, dimana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga bberasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.
d) Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otot-otot tubuh. Penerimaan dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otot-otot tubuh. Penerimaan dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.
e) Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shannon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan,penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
Komponen terakhir dari Shannon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan,penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f) Sumber
Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya factor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengaran suara mobil lewat, anak-anak berteriak, yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya factor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengaran suara mobil lewat, anak-anak berteriak, yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.
C. KOMPONEN DASAR KOMUNIKASI
Dari bermacam-macam model komunikasi yang telah
dikemukakan di atas kelihatan bahwa ada bermacam-macam komponen atau elemen
dalam proses komunikasi. Kadang-kadang untuk komponen yang sama digunakan
istilah yang berbeda seperti halnya ada yang menggunakan istilah informasi dan
pesan untuk menyatakan komponen pesan yang dikirimkan dan begitu juga ada yang
memakai istilah sender dan source untuk menyatakan orang yang mengirimkan
pesan. Walaupun demikian dapat disimpulkan mana diantara bermacam-macam
komponen itu yang merupakan komponen dasar komunikasi. Dalam hal ini ada empat
komponen yang cenderung sama yaitu : orang yangmengirimkan pesan, pesan yang
akan dikirimkan, saluran atau jalan yang dilalui pesan dari si pengirim kepada
si penerima, dan si penerima pesan. Karena komunikasi merupakan proses dua arah
atau timbal balik maka komponen balikan perlu ada dalam proses komunikasi.
Dengan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima, yaitu : pengirim pesan,
pesan, saluran, penerima pesan dan balikan. Masing-masing komponen tersebut
akan dijelaskan kembali secara ringkas.
1. Pengirim Pesan
Pengirim pesan adalah
individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan
dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim
mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan
dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan
dikirimkan kemudian menyandikan/encode arti tersebut ke dalam suatu pesan.
Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
2. Pesan
2. Pesan
Pesan adalah informasi yang
akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun
nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku,
majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap
muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. Pesan yang nonverbal
dapat berupa isyarat gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
3. Saluran
Saluran adalah jalan yang
dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. Channel yang biasa dalam
komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar.
Akan tetapi alat dengan apa cahaya atau suara itu berpindah mungkin
berbeda-beda. Misalnya bila dua orang berbicara tatap muka gelombang suara dan
cahaya di udara berfungsi sebagai saluran. Tetapi jika pembicaraan itu melalui
surat yang dikirimkan, maka gelombang cahaya sebagai saluran yang memungkinkan
kita dapat melihat huruf pada surat tersebut. Kertas dan tulisan itu sendiri
adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Kita dapat menggunakan
bermacam-macam alat untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, film,
televisi, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan
cahaya. Di samping itu kita juga dapat menerima pesan melalui lat indera penciuman,
alat pengecap dan peraba.
4. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah yang
menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya. Tugas dari si
penerima sudah dijelaskan sebelumnya pada bagian B.
5. Balikan
Balikan adalah respons
terhadap suatu pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan.
Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat
mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan
apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si
pengirim diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut
efektif.
Seringkali respons yang diberikan tidak seperti yang diharapkan oleh si pengirim karena si penerima pesan kurang tepat dalam menginterpretasikan pesan. Hal ini disebabkan oleh adanya factor-faktor dalam diri si penerima yang mempengaruhi dalam pemberian arti pesan seperti telah disebutkan dalam model Berlo.
Seringkali respons yang diberikan tidak seperti yang diharapkan oleh si pengirim karena si penerima pesan kurang tepat dalam menginterpretasikan pesan. Hal ini disebabkan oleh adanya factor-faktor dalam diri si penerima yang mempengaruhi dalam pemberian arti pesan seperti telah disebutkan dalam model Berlo.
D. PRINSIP KOMUNIKASI
Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui
prinsip dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler (1988), ada empat prinsip
dasar dalam kominikasi yaitu : suatu proses, suatui sistemik, interaksi dan
transaksi, dimaksudkan atau tidak dimaksudkan. Masing-masing dasri prinsip ini
akan dijelaskan berikut ini :
1. Komunikasi adalah Suatu
Proses
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu
seri kehidupan yang terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir
dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga bukanlah suatu barang yang dapat
ditangkap dengan tangan untuk diteliti. Komunikasi menurut Seiler (1988) lebih
merupakan cuaca yang terjadi dari bermacam-macam variabel yang kompleks dan
terus berubah. Kadang-kadang cuaca hangat, matahari bersinar, pada waktu yang
lain cuaca dingin, berawan dan lembab. Keadaan cuaca mereflesikan satu variasi
saling berhubungan yang kompleks yang tidak ada pernah duplikatnya.
Komunikasi jiga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling berhubugan diantara orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan, semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Misalnya : cobalah anda ingat hubungan yang baru terjadi dengan seseorang akhir-akhir ini. Bagaimana terjadinya hubungan itu ? Apakah secara kebetulan atau sengaja dipertemukan olek teman atau anda sendiri yang merencanakannya. Tidak ada dua hubungan yang terjadi dalam cara yang persis sama atau tidak ada komunikasi yang terjadi pengantara terjadinya hubungan itu yang persis sama. Beberapa hubungan hangat dan adakalanya dingin sama halnya dengan cuaca.
Bila dilihat sepintas lalu suatu komunikasi mungkin tidak berarti, tetapi bila dipandang sebagai suatu proses, maka kepentingannya sangat besar. Misalnya : suatu komunikasi yang hanya terdiri dari satu perkataan akan dapat memperlihatkan suatu perubahan. Perubahan itu mungkin terjadi secara langsung atau tidak langsung, berarti atau tidak berarti, tetapi semuany aitu terjadi sebagai hasil proses komunikasi. Contoh : seorsng pengawas sedang memperhatikan karyawannya mengerjakan sesuatu pekerjaan. Tiba-tiba pengwa tersebut mengucapkan kata salah, maka karyawan yang sedang bekerja tersebut menghentikan pekerjaanya dan mungkin bertanya dimana letak kesalahannya. Atau kalau karyawan tersebut tahu di mana letak kesalahannya dia dapat langsung memperbaiki pekerjaannya pada saat diawasi tersebut. Jadi, komunikasi tersebut di samping berubah-ubah juga dapat menimbulkan perubahan.
Komunikasi jiga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling berhubugan diantara orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan, semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Misalnya : cobalah anda ingat hubungan yang baru terjadi dengan seseorang akhir-akhir ini. Bagaimana terjadinya hubungan itu ? Apakah secara kebetulan atau sengaja dipertemukan olek teman atau anda sendiri yang merencanakannya. Tidak ada dua hubungan yang terjadi dalam cara yang persis sama atau tidak ada komunikasi yang terjadi pengantara terjadinya hubungan itu yang persis sama. Beberapa hubungan hangat dan adakalanya dingin sama halnya dengan cuaca.
Bila dilihat sepintas lalu suatu komunikasi mungkin tidak berarti, tetapi bila dipandang sebagai suatu proses, maka kepentingannya sangat besar. Misalnya : suatu komunikasi yang hanya terdiri dari satu perkataan akan dapat memperlihatkan suatu perubahan. Perubahan itu mungkin terjadi secara langsung atau tidak langsung, berarti atau tidak berarti, tetapi semuany aitu terjadi sebagai hasil proses komunikasi. Contoh : seorsng pengawas sedang memperhatikan karyawannya mengerjakan sesuatu pekerjaan. Tiba-tiba pengwa tersebut mengucapkan kata salah, maka karyawan yang sedang bekerja tersebut menghentikan pekerjaanya dan mungkin bertanya dimana letak kesalahannya. Atau kalau karyawan tersebut tahu di mana letak kesalahannya dia dapat langsung memperbaiki pekerjaannya pada saat diawasi tersebut. Jadi, komunikasi tersebut di samping berubah-ubah juga dapat menimbulkan perubahan.
2. Komunikasi adalah Sistem
Seperti telah dikatakan pada
bagian C bahwa komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing
komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing komonen
itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi. Misalnya
pengirim mempunyai peranan untuk menentukan apa informasi atau arti apa yang
akan dikomunikasikan. Setelah tahu apa arti atau informasi apa yang akan
dikirimkan, informasi tersebut perlu diubah ke dalam kode atau sandi-sandi
tertentu sesuai dengan aturannya sehingga berupa suatu pesan. Jadi komponen
pesan ada kaitannya dengan komponen pengirim. Bila pengirim tidak benar
menyandikan arti yang akan dikirim maka terjadilah pesan tersebut kurang tepat.
Kurang tepatnya pesan yang dikirimkan akan mempengaruhi komponen penerima dalam
menginterpretasikan isi pesan sehingga si penerima mungkin juga akan salah
dalam menginterpretasikannya. Kaitan komponen pesan dengan saluran misalnya
bila pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah sebagai saluran
dan ini juga akan berkaitan dengan si penerima dalam mengikuti pesan yang harus
menggunakan pendengarannya dalam menerima pesan tersebut. Begitulah, antara
satu komponen dengan komponen yang lain saling berkaitan dan bila terdapat
gangguan pada satu komponen akan berpengaruh pada proses komunikasi secara
keseluruhan.
3. Komunikasi Bersifat
Interaksi dan Transaksi
Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar
komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu,
kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar terhadap apa
yang sedang dibicarakannya itu. Begitu selanjutnya berlangsung secara teratur
ibarat orang yang bermain lempar bola. Seorang melemparkan yang lainnya
menagkap kemudian yang menangkap melemparkan kembali kepada si pelempar
pertama. Dalam
kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan tidak seteratur itu
prosesnya. Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses
pengiriman pesan simultan tidak terpisah seperti contoh di atas. Dalam keadaan
demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil menyandikan pesan kita
juga menginterpretasikan pesan yang kita terima. Misalnya dalam situasi
pengajaran di kelas antara guru dan murud seringkali memperlihatkan komunikasi
nteraksi ini. Sambil guru menyampaikan informasi kepada murid atau sedang
menjelaskan pengajran, muridpun menyampaikan pesan kepada guru dalam
bermacam-macam bentuk. Jadi komunikasi yang terjadi antara manusia dapat berupa
interaksi dan transaksi.
4. Komunikasi Dapat Terjadi
Disengaja Maupun Tidak Disengaja
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang
mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Misalnya
seorang pimpinan bermaksud mengadakan rapat dengan kepala-kepala bagiannya.
Apabila pimpinan tersebut mengirimkan pesan yang berisi undangan rapat kepada
kepala-kepala bagiannya, maka itu dinamakan komunikasi yang disengaja. Tetapi
apabila pesan yang tidak sengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang
tertentu untuk menerimanya maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja.
Misalnya sesearang memakai warna pakaian yang agak terang yang tidak mempunyai
maksud untuk mengirimkan pesan tertentu, kadang-kadang diterima secara tidak
sengaja sebagai pesan oleh orang lain, karena tanpa disadari orang lain melihat
warna pakaian yang dipakainya.
Komunikasi yang ideal terjadi apabila seseorang bermaksud
mengirim pesan tertentu terhadap orang lain yang ia inginkan untuk menerimanya.
Tetapi itu belumlah merupakan jaminan bahwa pesan itu akan efektif, karena
tergantung pada faktore orang lain yang juga ikut berpengaruh kepada proses
komunikasi. Kadang-kadang ada juga pesan yang sengaja dikirimkan kepada orang
yang dimaksudkan tetapi sengaja tidak diterima oleh orang itu. Misalnya orang
tua yang sengaja berbicara kepada anaknya tetapi anaknya tidak mau
mendengarnya.
Ada juga situasi komunikasi yang tidak sengaja tetapi diterima oleh orang lain dengan sengaja. Misalnya : dalam situasi kelas yang heningtiba-tiba seorang murid berdiri maju ke depan mengambil kapur untuk mengisap tinta penanya. Gerakan murid yang tidak sengaja sebagai pesan itu diterima murid-murid lainnya sebagai pesan karena tiba-tiba temannya yang lain memprhatikan geraknya yang menimbulkan bermacam-macam interpretasi bagi mereka. Dari bermacam-macam contoh di atas jelaslah, bahwa komunikasi itu dapat terjadi disengaja maupun tidak dengan sengaja.
Ada juga situasi komunikasi yang tidak sengaja tetapi diterima oleh orang lain dengan sengaja. Misalnya : dalam situasi kelas yang heningtiba-tiba seorang murid berdiri maju ke depan mengambil kapur untuk mengisap tinta penanya. Gerakan murid yang tidak sengaja sebagai pesan itu diterima murid-murid lainnya sebagai pesan karena tiba-tiba temannya yang lain memprhatikan geraknya yang menimbulkan bermacam-macam interpretasi bagi mereka. Dari bermacam-macam contoh di atas jelaslah, bahwa komunikasi itu dapat terjadi disengaja maupun tidak dengan sengaja.
Ruang Lingkup Komunikasi
Pada
dasarnya ruang lingkup atau batasan ilmu komunikasi sangat luas sekali, karena
mempelajari berbagai hal, seperti komunikasi bisnis, komunikasi antarpribadi,
komunikasi gambar dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai ruang
lingkup komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Bidang Komunikasi :
(a). Komunikasi Sosial (social communication), b)Komunikasi
Organisasi/Manajemen(organization/managemen communication) (c). Komunikasi
Bisnis (business communication), (d).Komunikasi Politik (political
communication), (e). Komunikasi Internasional (international communication),
(f). Komunikasi Antar budaya (intercultural communication), (g).Komunikasi
Pembangunan (development communication), (h). Komunikasi Tradisional
(traditional communication)(2)Sifat Komunikasi. (a). Komunikasi Verbal (verbal
communication) ::1).Komunikasi Lisan (oral communication), 20.Komunikasi
Tulisan (written communication) (b). Komunikasi Nirverbal (nonverbal
communication) : 1)Komunikasi Kial (gestural/body communication)
2)Komunikasi
gambar (pictorial communication), 3).Lain-lain (c). Komunikasi Tatap Muka
(face-to-face-communication) (d).Komunikasi Bermedia (mediated communication),
(3). Tatanan Komunikasi : (a) Komunikasi Pribadi (personal Communication) :
1)Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication), 2)Komunikasi
Antarpribadi (interpersonal communication) (b)Komunikasi Kelompok (group
communication) : 1) Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) : a).
Ceramah, b) Forum, c). Simposium (symposium) d).Diskusi panel (panel
discussion), e). Seminar, f) Curah saran (brainstorming), g).Lain-lain,
2)Komunikasi Kelompok Besar(Large group communication/public
speaking)
(c). Komunikasi Massa (mass communication) : 1)Komunikasi Media Massa Cetak
(printed mass media communication) : a) Surat kabar (daily), b) Majalah
(magazine), 2)Komunikasi Media Massa Elektronik (electronic mass media
communication) : a)Radio b)Televisi c)Film d)Lain-lain (d).Komunikasi Medio
(medio communication) : 1) Surat 2).Telepon, 3)Pamflet, 4)Poster 5)Spanduk
6).Lain-lain media yang tidak termasuk media massa (4)Tujuan Komunikasi : (a).
Mengubah sikap (to change the attitude), (b) Mengubah opini/pandangan/pendapat
(to change the opinion), (c) Mengubah Perilaku (to change the behaviour),
(d).Mengubah masyarakat (to change the society)
Kepemimpinan Wirausaha
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi
orang lain atau sekelompok
orang ke arah tercapainya suatu tujuan
organisasi yang telah
disepakati bersama sebelumnya.
Ciri seorang pemimpin
1.Percaya diri
2.Bertekad baja
3.Penuh motivasi
4.Tegas (tidak plin-plan)
5.Karismatik
6.Antusias
7.Pemberani
Karakter yang membedakan
antara pemimpin dan bukan
pemimpin menurut Stephen P.
Robbins (2001):
1.Ambisi
2.Hasrat untuk memimpin
3.Kejujuran dan integritas
4.Percaya diri
5.Kecerdasan
6.Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya
Pentingnya Kepemimpinan
Keunggulan wirausaha yang
sukses dibandingkan dengan
wirausaha yang gagal terletak
pada dinamika dan
efektivitas kepemimpinan.
Pimpinan wirausaha merupakan
unsur pokok di dalam
setiap perusahaan.
3 variabel (unsur) utama yang
tercakup di dalam
kepemimpinan:
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain
seorang wirausaha akan
berhasil apabila dia berhasil
memimpin karyawannya atau
pembantu-pembantu
yang mau berkerjasama dengan
dia untuk memajukan
perusahaan.
2. Kepemimpinan menyangkut
distribusi kekuasaan
para wirausaha mempunyai
otoritas untuk memberikan
sebagian kekuasan kepada
karyawan atau seorang
karyawan diangkat menjadi
pemimpin pada bagian
tertentu
3. Kepemipinan menyangkut penanaman
pengaruh utuk
mengarahkan bawahan
seorang wirausaha juga harus
dapat memberi contoh
yang baik bagaimana
melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan yang diperintahkan
Keterampilan Memimpin
Keterampilan yang harus
dimiliki seseorang dalam
memimpin adalah sebagai
berikut:
1. Technical skills
kemampuan untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan
yang bersifat operasional atau
teknis.
2. Human skills
kemampuan bekerjasama dengan
para bawahan dan
membangun tim kerja dengan
pendekatan kemanusiaan
3. Conceptual skills
kemampuan menyusun konsep atau
berpikir dan
mengungkapkan pikirannya.
Perbedaan Kekuasaan (power)
dengan
kepemimpinan
Kekuasaan (power) dalam
hubungan wirausaha adalah sebagai berikut:
1. Coercive power (kekuasaan memaksa)
dengan kekuasaan memaksanya,
seorang pemimpin mampu
memerintah anak buahnya dengan
efektif.
2. Reward power (kekuasaan
penghargaan)
dengan berbagai penghargaan
yang diberikan kepada anak buahnya,
maka kekuasaan dapat
dijalankan dan didukung oleh anak buahnya
3. Legitimate power (kekuasaan
sah)
seorang pemimpin diterima
secara legalitas/sah sehingga ia
memiliki kekuasaan
4. Expert power (kekuasaan
ahli)
dengan keahlian atau
spesialisasinya, maka kekuasaannya bisa
diterima dan dijalankan oleh
anak buahnya
5. Referent power (kekuasaan referensi)
dengan adanya referensi, maka
seseorang memiliki
kekuasaan untuk memerintah.
Kunci efektivitas
kepemimpinan:
1.Hubungan pemimpin-anggota
hubungan yang berkaitan dengan
: tingkat keyakinan,
kepercayaan dan respek
bawahan.
2. Struktur tugas
tingkat penugasan pekerjaan
yang diprosedurkan
3. Kekuasaan jabatan
tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang pemimpin yang
berkaitan dengan variabel
kekuasaan
Tipe-tipe Kepemimpinan
Pada umumnya tipe kepemimpinan
dipengaruhi oleh bakat
serta lingkungan seseorang,
maka tipe kepemimpinan
dibagi menjadi:
1. Tipe otokratis
- menganggap organisasi
sebagai milik pribadi
- mengidentifikasikan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi
- menganggap bawahan sebagai
alat semata-mata
- tidak mau menerima kritik,
saran dan pendapat
- tergantung pada kekuasaan
formal
- menggerakkan bawahan dengan
paksaan
2. Tipe militeristik
- menuntut disiplin yang
tinggi dari bawahan
- senang pada formalitas
- sistem perintah untuk
menggerakkan bawahan
3. Tipe paternalistik
- menganggap bawahan belum
dewasa
- sering bersifat maha tahu
- tidak memberi kesempatan
pada bawahan untuk mengambil
keputusan dan inisiatif serta
kreatifitas
4. Tipe kharismatik
- dianggap mempunyai kekuatan
gaib
- biasanya keturunan bangsawan
- berwibawa dan berkemampuan menjadi
teladan
- obyektif
5. Tipe demokratis
- senang menerima saran,
pendapat dan kritik dari
bawahan
- mengutamakan kerjasama dalam
mencapai tujuan
- berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadi
sebagai pimpinan.
6. Tipe liberalistik
- ada kebebasan tanpa
pengendalian
- pimpinan tidak mengendalikan
bawahan sepenuhnya
- segala sesuatu dipercayakan
pada bawahan
- pimpinan kurang bertanggung
jawab
Kriteria Pemimpin
4 kriteria seorang pemimpin:
1. Shiddiq artinya benar.
segala ucapan dan tindakan
seorang pemimpin harus
berlandaskan pada kebenaran
dan menuju pada kebenaran
2. Amanah artinya dapat dipercaya
mampu membawa kepercayaan
bawahan menuju kepada
kebaikan dan kebajikan
3. Tabligh artinya komunikatif
seorang pemimpin harus
memperhatikan aspirasi, dan
membantu mengatasi kesulitan
bawahannya
4. Fatonah artinya cerdas
seorang pemimpin harus smart,
dan inovatif
Fungsi Pemimpin
1. Pengambil keputusan
2. Memotivasi bawahan
3. Sumber informasi
4. Menciptakan inspirasi
5. Menciptakan keadilan
6. Katalisator
7. Mewakili organisasi
8. Menyelesaikan konflik
9. Memberikan sugesti
Perbedaan Kepemimpinan dan
Manajemen
Kepemimpinan:
1. Mengarahkan pada kemampuan individu
2. Merupakan kualitas hubungan
3. Diarahkan untuk mencapai keinginan
4. Bersifat hubungan personal
5. Menggantungkan diri pada sumber yang ada pada
dirinya
Manajemen:
1. Mengarahkan pada sistem dan mekanisme
2. Merupakan fungsi status kewenangan
3. Diarahkan untuk mencapai tujuan
4. Bersifat hubungan inpersonal
5. Menggantungkan diri pada daya dan dana yang ada
Pemimpin Manajer
1. Diangkat oleh pengikut
2. Mengandalkan kewibawaan
personal
3. Bertindak sebagai pencetus
ide
4. Bertanggungjawab pada
bawahan
5. Bagian dari pengikut
1. Diangkat oleh kekuasaan
2. Mengandalkan kewibawaan
posisi
3. Bertindak sebagai penguasa
4. Bertanggung jawab pada
atasan
5. Bagian dari oganisasi
Perbedaan Sikap dan Cara
Berpikir
Pemimpin :
1. mencari alternatif baru
2. mengembangkan problem
sebagai suatu tantangan
3. menemukan solusi kreatif
4. menghargai pembaruan, cara
baru dan tidak terlalu terikat pada aturan.
5. berpikir divergent
Manajer
1. menurut pada atasan
2. menggunakan cara pada
umumnya
3. menemukan satu cara saja
4. mengekor pada orang lain
5. tertib untuk menghasilkan
duplikasi kerja
6. mengatur orang berdasarkan
aturan
7. berpikir konvergent
KONSEP MOTIVASI
Pengertian Motivasi
- Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia (Swanburg, 2006). Motivasi merupakan keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Mohibbin, 2008).
- Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2006).
- Jadi motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan suatu energi yang ada pada diri manusia. Sehingga akan berhubungan dengan persoalaan gejala kejiwaan. Perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu. Semua dorongan itu karena adanya tujuan kebutuhan, keinginan.
Sumber Motivasi
1. Motivasi instrinsik
- Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin.
2. Motivasi ekstrinsik
- Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.
3. Motivasi terdesak
- Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008).
Klasifikasi
Motivasi
1. Motivasi Kuat
- Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa lansia akan mudah dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi.
2. Motivasi Sedang
- Motivasi dilakukan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
3. Motivasi Lemah
- Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna (Irwanto, 2008).
Komponen Motivasi
- Vroom (2005) mengembangkan suatu teori motivasi berdasarkan jenis-jenis pilihan yang di buat orang untuk mencapai suatu tujuan, alih-alih berdasarkan kebutuhan internal. Teori harapan (expectancy) memiliki 3 asumsi pokok, yaitu :
1.Valence
- Beberapa jauh yang orang inginkan terhadap hal-hal yang ditawarkan terhadap dirinya. Misalnya dalam suatu organisasi berkaitan dengan penghargaan, waktu kerja dan sebagainya. Valence mengacu pada keinginan atau kemampuan untuk menarik atau menolak dan memiliki sesuatu tertentu pada lingkungan (Asnawi, 2007).
2. Instrumentality
- Bagaimana kemungkinan suatu hal yang potensial akan berimplikasi terhadap sesuatu yang bernilai lain, misalnya kinerja yang baik yang berimplikasi pada promosi. Instrumentality (Sarana) didasarkan pada hubungan yang dirasakan atau dua hasil (Asnawi, 2007).
3.Expectancy
- Bagaimana kemungkinan seseorang menyakini bahwa apa yang telah diusahakan itu akan membawa kepada kinerja yang baik (Asnawi, 2007).
Pace dan Faules
(1998) dalam Sobur (2005) menyatakan berdasarkan teori harapan ini, motivasi
dapat dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga elemen dasar tersebut. Orang
akan termotifitasi bila ia percaya bahwa : 1) perilaku tertentu, 2) hasil
tersebut mempunyai nilai positif baginya, dan 3) hasil tersebut dapat dicapai
dengan usaha yang dilakukan seseorang. Jadi seseorang akan memilih, ketika ia
melihat alternatif – alternatif, tingkat kinerja yang memiliki kekuatan
motivasional tertinggi yang berkaitan dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar