sosok

          Feni Mariana lahir di Buton, 6 Juni 1991. Tinggal di BTN Unhalu Blok.E No. 16. Feni merupakan asli Buton, anak sulung dari 4 bersaudara dari pasangan ayahanda Dr. Fahinu, M.Pd yang berprofesi sebagai dosen Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan ibunda Dra. Musnia yang kesehariannya mengajar di SMKN 2 Kendari sebagai Guru Bahasa Inggris. Gadis berjilbab yang gemar nonton berita serta membaca koran ini, mengawali jenjang pendidikan dengan bersekolah di SDN 3 Baruga. Feni yang kemudian pindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di SMP 29 Bandung setelah tamat tahun 1996 ia memilih kembali ke Kendari, Sulawesi Tenggara untuk melanjutkan pendidikannya di SMAN 4 Kendari. Setelah tamat SMA tahun 2009, gadis yang menyukai warna kuning ini mempunyai harapan untuk berkuliah di luar kota tapi karena keinginan orang tuanya untuk ia tetap tinggal di Kendari akhirnya Feni memilih masuk di Universitas Haluoleo (UNHALU) Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Jurusan Ilmu Komunikasi. Berawal dari pamannya yang selalu bercerita tentang dunia jurnalis akhirnya Feni yang bercita-cita sejak dulu dapat bekerja di media tabloid, merupakan alasan utama mengapa dia memilih konsentrasi jurnalistik. Feni yang suka makan nasi goreng dan masih mahasiswi di Ilmu Komunikasi, Jurnalistik, FISIP Unhalu ini, ternyata pernah menjadi bagian mahasiswa terpilih untuk mengikuti pertukaran pelajar selama 1 tahun di negeri “Bunga Sakura”. Awalnya ketika masuk semester v, kabar tersebut didapatkannya dari salah seorang teman di jurusan yang sama. Kemudian ia mencoba untuk mengikuti tes yang menjadi persyaratannya, ketika dalam proses tersebut ia sebenarnya menginginkan di Negara Amerika, namun Al hasil gadis yang berhati lemah lembut dan ramah ini terpilih menjadi bagian dari mahasiswa terpilih untuk ke Negara Jepang. Di MIE Jepang University itu, selain rasa persaudaraan dan sopan santun antara dosen dan mahasiswa, kesederhanaan dosen dan mahasiswa, juga cara menghargai waktu mereka paling di puji Feni ketika berada di Jepang. Bahkan mahasiswa di universitas tersebut terkadang menginap di kampus mereka. Pengalaman yang paling menarik pula saat dia harus ditangkap polisi hanya karena tidak menyalakan lampu sepeda. Dia merasa bersalah sekaligus sedikit terkejut ketika harus ditangkap hanya karena permasalahan seperti itu. Feni yang seorang penyiar di salah satu stasiun radio anak muda di Kendari ini, termotivasi kepada senseinya” Fujimoto Hisashi “ ketika kuliah di Jepang waktu itu. Menurutnya beliau adalah seorang professor yang professional dan mempunyai kredibelitas tinggi, hidupnya yang penuh dengan kesederhanaan dan sosok orang yang mementingkan pembuktian dari pada hanya sekedar ucapan orang lain membuat mahasiswi ini mengidolakannya sejak semasa sekolah hingga sekarang. Beliau juga pernah mengatakan bahwa “bahwa pengetahuan tidak hanya didapatkan dari sekedar melihat, membaca, atau mendengar akan tetapi perlu adak pembuktian atau tindakan dari apa yang telah ditangkap oleh pancaindra kita. Motivasi lain datang dari sosok orang tua Feni yang demokratis tapi bukan berarti tidak mendapat pengontrolan dari orang tua, ini dimaksudkan untuk melihat kesalahan anak-anaknya dan akan memberi sanksi ketika kesalahan itu kembali terulang. Biasanya kalau ada waktu luang, Feni’s family berkumpul bersama untuk membicarakan masalah yang dialami oleh mereka masing-masing. Feni mempunyai harapan lebih dari apa yang telah ia pelajari selama berkuliah di Jepang. Harapan dia tidak bukan hanya untuk melihat kampusnya pada umumnya dan jurusan pada khususnya bisa termotivasi dengan budaya kampus di tempatnya berkulliah selama setahun itu. Kalimat yang selalu memotivasinya adalah “ Itsumo Ganbatte Kudasai”(berjuanglah sampai akhir selalu) yang maksudnya saat kamu mendapat pekerjaan atau tugas, maka selesaikanlah yang satu itu tanpa harus menundanya lagi.
(diposting oleh :SATRIA CATUR GUSRAWATI & SARINI)