Rasa heran menghinggapi saya ketika menonton program berita yang di siarkan oleh salah satu
televisi swasta yang ada di negri
matahari terbit. Dalam tayangan
berita tersebut seorang pria paruh baya
salah satu korban tsunami bercerita
mengenai kronologis kejadian yang telah
meluluh lantahkan rumah serta
menyebapkan dua orang putranya meninggal
dunia. Anehnya, pria itu memapaparkan semuanya dengan santai bahkan senyum
lebar terlihat di wajahnya. Suatu perbuatan
yang tidak lazim dalam kondisi yang memprihatinkan itu.
Seminggu
kemudian, ketika menghadiri seminar
internasional yang diadakan oleh Mie University, saya melihat pemandangan aneh. Ketika pembawa materi berdiri di depan forum dan susah payah memaparkan
materi-materi mereka satu persatu, para peserta yang sebagian besar memang merupakan orang jepang
malah tertidur di ruangan itu. Yang ada
di benak saya ketika itu adalah betapa tak sopannya orang-orang itu. Ketika
orang lain sedang berbicara mereka
bahkan tak menghargainya. Namun setelah
mendengar penjelasan dosen saya mengenai sifat ambigu masyarakat jepang saya jadi sedikit mengerti mengapa mereka melakukan sesuatu yang menurut saya sangat aneh itu.
Ekspresi
wajah merupakan salah satu aspek penting dari body language. Ekspresi wajah
menyampaikan kejujuran dan perasaan terbuka. Namun, ekspresi wajah masyarakat jepang sangatlah misterius. Bagi seorang gaijin (sebutan bagi orang luar)
seperti saya, sangatlah susah menebak apa yang dipikirkan oleh orang
jepang hanya dengan melihat matanya. Mereka mungkin akan tetap tersenyum meski
dalam keadaan tidak senang atau baru saja mengalami kejadian menyedihkan
sekalipun. Tidak memahami makna dari senyum mereka merupakan sumber salah paham
seperti yang saya alami. Bukan berarti senyuman mereka merupakan ekspresi wajah yang palsu.
Seperti kebanyakan penganut Hight context,
masyarakat jepang tak banyak menggunakan
gerakan tangan dan badan ketika mereka berkomunikasi. Melipat lengan dan menutup mata ketika
seminar menandakan bahwa mereka sedang
berpikir dengan sangat serius. Tetapi bagi seorang foreigners tingkah tersebut dapat berarti bahwa orang itu
sedang tidur.
Oleh
:
Feni Mariana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar