Laman

Sabtu, 19 Januari 2013

Komunikasi Kewirausahaan


Komunikasi Kewirausahaan
Hasriani Fait
C1D1 10 049

Konsep Kewirausahaan
            Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.
            Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
            Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan  kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu  identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).
            Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
  1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
  2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
  3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services),
  4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources).
            Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter  wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang  yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,   pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
            Dengan demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu:
  1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
  2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
  3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
  4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
  5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
  6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
            Berdasarkan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah  nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan  ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya  diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6)  keorisinalan.
            Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.

KONSEP-KONSEP DASAR KOMUNIKASI

`               Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam konunikasi.
                Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet dan berantakan. Misalnya bila dalan suatu sekolah kepala sekolah tidak memberi informasi kepada guru-guru mengenai kapan sekolah dimulai sesudah libur semester dan apa bidang studi yang harus diajarkan oleh masing-masing guru, maka besar kemungkinannya guru tidak dating mengajar. Skibatnya, murid-murid tidak belajar. Hal ini menjadikan sekolah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dari contoh itu kelihatan, bahwa dengan kelupaan memberi informasi saja sudah memberikan efek yang lebih besar bagi sekolah. Karena pentingnya komunikasi dalam organisasi maka perlu menjadi perhatian pengelola agar dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Kohler 1981). Untuk memahami komunikasi ini dengan mudah, perlu terlebih dahulu mengetahui konsep-konsep dasar komunikasi. Karena itu, pada bab 1 ini disajikan dahulu konsep-konsep dasar komunikasi seperti definisi komunikasi, model komunikasi, komponen dasar komunikasi dan prinsip-prinsip komunikasi.
A. DEFINISI KOMUNIKASI
                                Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untukk memberikan    batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi, sesuai dari sudut mana mereka                memandangnya. Tentu saja masing-masing definisi tersebut ada benarnya dan tidak salah   karena disesuaikan dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing. Berikut ini disajikan         beberapa dari definisi tersebut untuk melihat keanekaragaman yang berguna untuk menarik                 pengertian yang umum dari komunikasi.
                1. Definisi Hovland, Janis dan Kelley  Hovland, Janis dan Kalley seperti yang dikemukakan              oleh Forsdale (1981) adalah sosiologi Amerika, mengatakan bahwa, “communication is the    process by which an individual transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of            other individuals”. Dengan kata-kata lain komunikasi adalah proses individu mengirim             stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada         definisi ini, mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.

                2. Definisi Forsdale Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan,        “communication is the process by which a system is estabilished, maintained and altered by     means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses                 memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu system dapat        didirikan, dipelihara dan diubah. Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai suatu                 proses. Kata signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal dan nonverbal yang       mempunyai aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini menjadikan orang yang menerima   signal yang telah mengetahui aturannya akan dapat memahami maksud dari signal yang        diterimanya. Misalnya setiap bahasa mempunyai aturan tertentu baik bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim signal menggunakan bahasa yang          sama dengan orang yang menerima, maka si penerima akan dapat memahami maksud dari                 aignal tersebut, tetapi kalau tidak mungkin dia tidak dapat memahami maksudnya.
                Selanjutnya Forsdale mengatakan, bahwa pemberian signal dalam komunikasi dapat      dilakukan dengan maksud tertentu atau denganm disadari dan dapat juga terjaditanpa       disadari. Kalau kita bandingkan dengan definisi pertama, definisi Forsdale ini kelihatannya              lebih umum dari definisi pertama yang mengatakan komunikasi hanya terjadi dengan penuh kesadaran sedangkan pada Forsdale dapat dalam kondisi sadar dan tidak sadar. Begitu juga         dalam ruang lingkupnya, kalau definisi pertama lebih menekankan komunikasi hanya di          antara manusia, sedangkan pada definisi kedua komunikasi baik di antara manusia maupun           komunikasi dalam system kehidupan binatang.
                3. Definisi Brent D. Rubben
                Brent D. Rubben memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih               komprehensif sebagai berikut : Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana               individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat                menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi               lingkungannya dan orang lain.
                                Pada definisi inipun komunikasi juga dikatakan sebagai suatu proses yaitu suatu                aktivitas yang mempunyai beberapa tahap yang terpisah satu sama lain tetapi berhubungan. Misalnya kalau kita ingin berpidato di depan umum, sebelum berpidato tersebut kita telah   melakukan serentetan sub-aktivitas seperti membuat perencanaan, menentukan tema          pidato, mengumpulkan bahan, melatih diri di rumah, baru kemudian tampil berpidato di                 depan umum. Bila diperhatikan lebih lanjut definisi Ruben ini, kelihatan bahwa Ruben   memakai istilah yang berbeda dengan dua definisi sebelumnya yang memakai istilah                 stimulus dan signal. Ruben menggunakan istilah informasi untuk maksud itu, yang             diartikannya sebagai kumpulan data, pesan (message), susunan isyarat dalam cara tertentu               yang mempunyai arti atau berguna bagi system tertentu. Pengertian informasi di sini tidak          hanya bersifat fakta tetapi juga bersifat fiksi, humor atau bujukan, dan apa saja.
                Istilah menciptakan informasi yang dimaksudkan Ruben di sini aalah tindakan     menyandingkan (encoding) pesan yang berarti, kumpulan data tau suatu set isyarat.            Sedangkan istilah mengirimkan informasi maksudnya adalah proses dengan mana pesan       dipindahkan dari si pengirim kepada orang lain atau dari satu tempat ke tempat lain. Pesan                 dikirim melalui bahasa baik bahasa verbal maupun bahasa non verbal.
                Istilah pemakaian informasi menunujuk kepada peranan informasi dalam mempengaruhi            tingkah laku manusia baik secara individual, kelompok, maupun masyarakat. Jadi jelas             bahwa tujuan komunikasi menurut Ruben ini adalah untuk mempengaruhi tingkah laku      orang lain.
                4. Definisi William J. Seller Seiler (1998) memberikan definisi komunikasi lebih bersifat    universal. Dia mengatakan komunikasi adalah proses dengan mana symbol verbal dan         nonverbal dikirimkan, diterima, dan diberi arti. Kelihatannya dari definisi ini proses    komunikasi sangat sederhana, yaitu mengirim dan menerima pesan, tetapi sesungguhnya                 komunikasi adalah suatu fenomena yang kompleks yang sulit dipahami tanpa mengetahui           prinsip dan komponen yang penting dari komunikasi tersebut. Dari keempat definisi yang   diungkap[kan di atas jela, bahwa pada hakekatnya komunikasi merupakan proses tetapi            proses mengenai apa belumlah ada kesepakatan. Ada yang mengatakan proses pengiriman                stimulus, ada yang mengatakan pemberian signal dan ada pula yang mengatakan pengiriman         informasi dan symbol tetapi menurut penafsiran penulis semua istilah itu cenderung untuk         menyatakan maksud yang sama yaitu pengiriman pesan yang akan diinterpretasikan oleh si penerima pesan.
                5. Definisi yang Dipakai Dalam Buku Ini Berdasarkan prinsip umum dari definisi di atas dan             berdasarkan bahwa pengertian komunikasi ini akan digunakan untuk memahami komunikasi              organisasi, maka penulis berusaha menyusun definisi sendiri sebagai berikut : komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima     pesan untuk mengubah tingkah laku.  Si pengirim pesan dapat berupa seorang individu,                 kelompok atau organisasi. Begitu juga halnya dengan si penerima pesan dapat berupa   seorang anggota organisasi, seorang kepala bagian,pimpinan, kelompok orang dalam              organisasi, atau organisasi secara keseluruhan.
                Istilah proses maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui trahap-tahap tertentu        secara terus menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya. Proses komunikasi         merupakan proses yang timbale balik karena antara si pengirim dan si penerima saling               mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif,    afektif atau psikomotor.
B. MODEL KOMUNIKASI
                Yang dimaksudkan dengan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komikasi dengan komponen lainnya. Penyajian model dalam bagian ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
1. Model Lasswell
                Salah satu model komunikasi yang tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan tertentu adalah model komunikasi yang dokemukakan oleh Harold Lasswell (Forsdale 1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia menggunakan ilmu pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam proses komunikasi, yaitu who (siapa), says what (mengatakan apa), in which medium atau dalam media apa, to whom atau kepada siapa, dan dengan what effect atau apa efeknya.

2. Model Shannon
                Model komunikasi lain yang banyak digunakan adalah model komunikasi dari Claude Shannon atau lebih terkenal dengan model Shannon Wever. Model ini berbeda dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan bagi masing-masing komponen.
a)      Sumber Informasi (Information Source)
Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Pada otak ini terdapat kemungkinan message/pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari berjuta-juta pesan yang ada. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari pesan itu merupakan tugas yang sederhana bagi otak seperti bila kita berjumpa dengan teman mengucapkan selamat pagi, selamat sore, mau ke mana dan sebagainya. Tetapi dalam keadaan pesan yang kompleks menghendaki otak untuk lwbih memikirkan dan mempertimbangkan pesan yang akan dikirimkan seperti menerangkan sesuatu pemacahan masalah kepada orang lain. Dalam setiap kejadian, otak harus memilih pesan yang tepat atau cocok dengan situasi. Proses pemilihan ini seringkali merupakan perbuatan yang tidak disadari manusia.
b)      Transmitter
Langkah kedua dari model Shannon adalah memilih transmitter. Pemilihan transmitter ini tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Kita dapat membedakan dua macam komunikasi yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi menggunakan mesin.
Pada komunikasi tatapmuka yang menjadi transmitternya adalah alat-alat pembentuk suara dan dihubungkan dengan otot-otot serta organ tubuh lainnya yang terlibat dalam penggunaan bahasa nonverbal. Sedangkan pada komunikasi yang menggunakan mesin-mesin alat-alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter adalah alat itu sendiri seperti telepon, radio, televise, foto dan film.
c)      Penyandian (Enconding) Pesan
Penyandian (enconding) pesan doperlukan untuk mengubah ide dalam otak ke dalam suat sandi yang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap muka signal yang cocok dengan alat-alat suara adalah berbicara. Signal yang cocok dengan otot-otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan dan kontak mata.
Pada komunikasi yang menggunakan mesin, dimana alat-alat yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan juga bberasal dari tubuh tetapi diperluas melalui jarak jauh dengan transmitter. Misalnya radio adalah perluasan dari suara manusia, televisi perluasan dari mata dan begitu juga dengan alat komunikasi lainnya.
d)     Penerima dan Decoding
Istilah Shannon mengenai penerima dan decoding atau penginterpretasian pesan seperti berlawanan dengan istilah penyandian pesan. Pada komunikasi tatap muka kemungkinan transmitter menyandikan pesan dengan menggunakan alat-alat suara dan otot-otot tubuh. Penerimaan dalam hal ini adalah alat-alat tubuh yang sederhana yang sanggup mengamati signal. Misalnya telinga menerima dan menguraikan sandi pembicaraan, mata menerima dan menguraikan sandi gerakan badan dan kepala, kilatan mata dan signal lainnya yang dapat dilihat mata. Jelaslah jika seorang individu pada komunikasi tatap muka kekurangan satu atau lebih organ tubuh maka penerimaan pesan akan menjadi macet.
e)      Tujuan (Destination)
Komponen terakhir dari Shannon adalah destination (tujuan) yang dimaksud oleh si komunikator. Destination ini adalah otak manusia yang menerima pesan yang berisi bermacam-macam hal, ingatan atau pemikiran mengenai kemungkinan dari arti pesan. Penerima pesan telah menerima signal mungkin melalui pendengaran, penglihatan,penciuman dan sebagainya kemudian signal itu diuraikan dan diinterpretasikan dalam otak.
f)        Sumber Gangguan (Noise)
Dalam model komunikasi Shannon ini terlihat adanya factor sumber gangguan pada waktu memindahkan signal dari transmitter kepada si penerima. Misalnya pada waktu anda berbicara dengan teman di jalan kedengaran suara mobil lewat, anak-anak berteriak, yang semuanya itu mengganggu pembicaraan anda sesaat dan gangguan itu dinamakan noise.

C. KOMPONEN DASAR KOMUNIKASI
            Dari bermacam-macam model komunikasi yang telah dikemukakan di atas kelihatan bahwa ada bermacam-macam komponen atau elemen dalam proses komunikasi. Kadang-kadang untuk komponen yang sama digunakan istilah yang berbeda seperti halnya ada yang menggunakan istilah informasi dan pesan untuk menyatakan komponen pesan yang dikirimkan dan begitu juga ada yang memakai istilah sender dan source untuk menyatakan orang yang mengirimkan pesan. Walaupun demikian dapat disimpulkan mana diantara bermacam-macam komponen itu yang merupakan komponen dasar komunikasi. Dalam hal ini ada empat komponen yang cenderung sama yaitu : orang yangmengirimkan pesan, pesan yang akan dikirimkan, saluran atau jalan yang dilalui pesan dari si pengirim kepada si penerima, dan si penerima pesan. Karena komunikasi merupakan proses dua arah atau timbal balik maka komponen balikan perlu ada dalam proses komunikasi. Dengan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima, yaitu : pengirim pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan balikan. Masing-masing komponen tersebut akan dijelaskan kembali secara ringkas.
1. Pengirim Pesan
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian menyandikan/encode arti tersebut ke dalam suatu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.

2. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
3. Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar. Akan tetapi alat dengan apa cahaya atau suara itu berpindah mungkin berbeda-beda. Misalnya bila dua orang berbicara tatap muka gelombang suara dan cahaya di udara berfungsi sebagai saluran. Tetapi jika pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan, maka gelombang cahaya sebagai saluran yang memungkinkan kita dapat melihat huruf pada surat tersebut. Kertas dan tulisan itu sendiri adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahaya. Di samping itu kita juga dapat menerima pesan melalui lat indera penciuman, alat pengecap dan peraba.
4. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya. Tugas dari si penerima sudah dijelaskan sebelumnya pada bagian B.

5. Balikan
Balikan adalah respons terhadap suatu pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.
Seringkali respons yang diberikan tidak seperti yang diharapkan oleh si pengirim karena si penerima pesan kurang tepat dalam menginterpretasikan pesan. Hal ini disebabkan oleh adanya factor-faktor dalam diri si penerima yang mempengaruhi dalam pemberian arti pesan seperti telah disebutkan dalam model Berlo.
D. PRINSIP KOMUNIKASI
            Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler (1988), ada empat prinsip dasar dalam kominikasi yaitu : suatu proses, suatui sistemik, interaksi dan transaksi, dimaksudkan atau tidak dimaksudkan. Masing-masing dasri prinsip ini akan dijelaskan berikut ini :
1. Komunikasi adalah Suatu Proses
            Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kehidupan yang terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga bukanlah suatu barang yang dapat ditangkap dengan tangan untuk diteliti. Komunikasi menurut Seiler (1988) lebih merupakan cuaca yang terjadi dari bermacam-macam variabel yang kompleks dan terus berubah. Kadang-kadang cuaca hangat, matahari bersinar, pada waktu yang lain cuaca dingin, berawan dan lembab. Keadaan cuaca mereflesikan satu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak ada pernah duplikatnya.
Komunikasi jiga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu : saling berhubugan diantara orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan, semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada suatu waktu tertentu. Misalnya : cobalah anda ingat hubungan yang baru terjadi dengan seseorang akhir-akhir ini. Bagaimana terjadinya hubungan itu ? Apakah secara kebetulan atau sengaja dipertemukan olek teman atau anda sendiri yang merencanakannya. Tidak ada dua hubungan yang terjadi dalam cara yang persis sama atau tidak ada komunikasi yang terjadi pengantara terjadinya hubungan itu yang persis sama. Beberapa hubungan hangat dan adakalanya dingin sama halnya dengan cuaca.
Bila dilihat sepintas lalu suatu komunikasi mungkin tidak berarti, tetapi bila dipandang sebagai suatu proses, maka kepentingannya sangat besar. Misalnya : suatu komunikasi yang hanya terdiri dari satu perkataan akan dapat memperlihatkan suatu perubahan. Perubahan itu mungkin terjadi secara langsung atau tidak langsung, berarti atau tidak berarti, tetapi semuany aitu terjadi sebagai hasil proses komunikasi. Contoh : seorsng pengawas sedang memperhatikan karyawannya mengerjakan sesuatu pekerjaan. Tiba-tiba pengwa tersebut mengucapkan kata salah, maka karyawan yang sedang bekerja tersebut menghentikan pekerjaanya dan mungkin bertanya dimana letak kesalahannya. Atau kalau karyawan tersebut tahu di mana letak kesalahannya dia dapat langsung memperbaiki pekerjaannya pada saat diawasi tersebut. Jadi, komunikasi tersebut di samping berubah-ubah juga dapat menimbulkan perubahan.
2. Komunikasi adalah Sistem
Seperti telah dikatakan pada bagian C bahwa komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing komonen itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi. Misalnya pengirim mempunyai peranan untuk menentukan apa informasi atau arti apa yang akan dikomunikasikan. Setelah tahu apa arti atau informasi apa yang akan dikirimkan, informasi tersebut perlu diubah ke dalam kode atau sandi-sandi tertentu sesuai dengan aturannya sehingga berupa suatu pesan. Jadi komponen pesan ada kaitannya dengan komponen pengirim. Bila pengirim tidak benar menyandikan arti yang akan dikirim maka terjadilah pesan tersebut kurang tepat. Kurang tepatnya pesan yang dikirimkan akan mempengaruhi komponen penerima dalam menginterpretasikan isi pesan sehingga si penerima mungkin juga akan salah dalam menginterpretasikannya. Kaitan komponen pesan dengan saluran misalnya bila pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah sebagai saluran dan ini juga akan berkaitan dengan si penerima dalam mengikuti pesan yang harus menggunakan pendengarannya dalam menerima pesan tersebut. Begitulah, antara satu komponen dengan komponen yang lain saling berkaitan dan bila terdapat gangguan pada satu komponen akan berpengaruh pada proses komunikasi secara keseluruhan.
3. Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi
            Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar memberikan reaksi atau komentar terhadap apa yang sedang dibicarakannya itu. Begitu selanjutnya berlangsung secara teratur ibarat orang yang bermain lempar bola. Seorang melemparkan yang lainnya menagkap kemudian yang menangkap melemparkan kembali kepada si pelempar pertama.  Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan tidak seteratur itu prosesnya. Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses pengiriman pesan simultan tidak terpisah seperti contoh di atas. Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi. Sambil menyandikan pesan kita juga menginterpretasikan pesan yang kita terima. Misalnya dalam situasi pengajaran di kelas antara guru dan murud seringkali memperlihatkan komunikasi nteraksi ini. Sambil guru menyampaikan informasi kepada murid atau sedang menjelaskan pengajran, muridpun menyampaikan pesan kepada guru dalam bermacam-macam bentuk. Jadi komunikasi yang terjadi antara manusia dapat berupa interaksi dan transaksi.
4. Komunikasi Dapat Terjadi Disengaja Maupun Tidak Disengaja
            Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Misalnya seorang pimpinan bermaksud mengadakan rapat dengan kepala-kepala bagiannya. Apabila pimpinan tersebut mengirimkan pesan yang berisi undangan rapat kepada kepala-kepala bagiannya, maka itu dinamakan komunikasi yang disengaja. Tetapi apabila pesan yang tidak sengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja. Misalnya sesearang memakai warna pakaian yang agak terang yang tidak mempunyai maksud untuk mengirimkan pesan tertentu, kadang-kadang diterima secara tidak sengaja sebagai pesan oleh orang lain, karena tanpa disadari orang lain melihat warna pakaian yang dipakainya.
            Komunikasi yang ideal terjadi apabila seseorang bermaksud mengirim pesan tertentu terhadap orang lain yang ia inginkan untuk menerimanya. Tetapi itu belumlah merupakan jaminan bahwa pesan itu akan efektif, karena tergantung pada faktore orang lain yang juga ikut berpengaruh kepada proses komunikasi. Kadang-kadang ada juga pesan yang sengaja dikirimkan kepada orang yang dimaksudkan tetapi sengaja tidak diterima oleh orang itu. Misalnya orang tua yang sengaja berbicara kepada anaknya tetapi anaknya tidak mau mendengarnya.
            Ada juga situasi komunikasi yang tidak sengaja tetapi diterima oleh orang lain dengan sengaja. Misalnya : dalam situasi kelas yang heningtiba-tiba seorang murid berdiri maju ke depan mengambil kapur untuk mengisap tinta penanya. Gerakan murid yang tidak sengaja sebagai pesan itu diterima murid-murid lainnya sebagai pesan karena tiba-tiba temannya yang lain memprhatikan geraknya yang menimbulkan bermacam-macam interpretasi bagi mereka. Dari bermacam-macam contoh di atas jelaslah, bahwa komunikasi itu dapat terjadi disengaja maupun tidak dengan sengaja.

Ruang Lingkup Komunikasi
Pada dasarnya ruang lingkup atau batasan ilmu komunikasi sangat luas sekali, karena mempelajari berbagai hal, seperti komunikasi bisnis, komunikasi antarpribadi, komunikasi gambar dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya mengenai ruang lingkup komunikasi dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Bidang Komunikasi : (a). Komunikasi Sosial (social communication), b)Komunikasi Organisasi/Manajemen(organization/managemen communication) (c). Komunikasi Bisnis (business communication), (d).Komunikasi Politik (political communication), (e). Komunikasi Internasional (international communication), (f). Komunikasi Antar budaya (intercultural communication), (g).Komunikasi Pembangunan (development communication), (h). Komunikasi Tradisional (traditional communication)(2)Sifat Komunikasi. (a). Komunikasi Verbal (verbal communication) ::1).Komunikasi Lisan (oral communication), 20.Komunikasi Tulisan (written communication) (b). Komunikasi Nirverbal (nonverbal communication) : 1)Komunikasi Kial (gestural/body communication)
2)Komunikasi gambar (pictorial communication), 3).Lain-lain (c). Komunikasi Tatap Muka (face-to-face-communication) (d).Komunikasi Bermedia (mediated communication), (3). Tatanan Komunikasi : (a) Komunikasi Pribadi (personal Communication) : 1)Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication), 2)Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) (b)Komunikasi Kelompok (group communication) : 1) Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) : a). Ceramah, b) Forum, c). Simposium (symposium) d).Diskusi panel (panel discussion), e). Seminar, f) Curah saran (brainstorming), g).Lain-lain, 2)Komunikasi Kelompok Besar(Large group communication/public
speaking) (c). Komunikasi Massa (mass communication) : 1)Komunikasi Media Massa Cetak (printed mass media communication) : a) Surat kabar (daily), b) Majalah (magazine), 2)Komunikasi Media Massa Elektronik (electronic mass media communication) : a)Radio b)Televisi c)Film d)Lain-lain (d).Komunikasi Medio (medio communication) : 1) Surat 2).Telepon, 3)Pamflet, 4)Poster 5)Spanduk 6).Lain-lain media yang tidak termasuk media massa (4)Tujuan Komunikasi : (a). Mengubah sikap (to change the attitude), (b) Mengubah opini/pandangan/pendapat (to change the opinion), (c) Mengubah Perilaku (to change the behaviour), (d).Mengubah masyarakat (to change the society)

Kepemimpinan Wirausaha
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan
organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya.
Ciri seorang pemimpin
1.Percaya diri
2.Bertekad baja
3.Penuh motivasi
4.Tegas (tidak plin-plan)
5.Karismatik
6.Antusias
7.Pemberani
Karakter yang membedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin menurut Stephen P. Robbins (2001):
1.Ambisi
2.Hasrat untuk memimpin
3.Kejujuran dan integritas
4.Percaya diri
5.Kecerdasan
6.Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya
Pentingnya Kepemimpinan
Keunggulan wirausaha yang sukses dibandingkan dengan
wirausaha yang gagal terletak pada dinamika dan
efektivitas kepemimpinan.
Pimpinan wirausaha merupakan unsur pokok di dalam
setiap perusahaan.
3 variabel (unsur) utama yang tercakup di dalam
kepemimpinan:
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain
seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil
memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu
yang mau berkerjasama dengan dia untuk memajukan
perusahaan.
2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan
para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan
sebagian kekuasan kepada karyawan atau seorang
karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian
tertentu
3. Kepemipinan menyangkut penanaman pengaruh utuk
mengarahkan bawahan
seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh
yang baik bagaimana melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan yang diperintahkan
Keterampilan Memimpin
Keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam
memimpin adalah sebagai berikut:
1. Technical skills
kemampuan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang bersifat operasional atau teknis.
2. Human skills
kemampuan bekerjasama dengan para bawahan dan
membangun tim kerja dengan pendekatan kemanusiaan
3. Conceptual skills
kemampuan menyusun konsep atau berpikir dan
mengungkapkan pikirannya.
Perbedaan Kekuasaan (power) dengan
kepemimpinan
Kekuasaan (power) dalam hubungan wirausaha adalah sebagai berikut:
1. Coercive power (kekuasaan memaksa)
dengan kekuasaan memaksanya, seorang pemimpin mampu
memerintah anak buahnya dengan efektif.
2. Reward power (kekuasaan penghargaan)
dengan berbagai penghargaan yang diberikan kepada anak buahnya,
maka kekuasaan dapat dijalankan dan didukung oleh anak buahnya
3. Legitimate power (kekuasaan sah)
seorang pemimpin diterima secara legalitas/sah sehingga ia
memiliki kekuasaan
4. Expert power (kekuasaan ahli)
dengan keahlian atau spesialisasinya, maka kekuasaannya bisa
diterima dan dijalankan oleh anak buahnya
5. Referent power (kekuasaan referensi)
dengan adanya referensi, maka seseorang memiliki
kekuasaan untuk memerintah.
Kunci efektivitas kepemimpinan:
1.Hubungan pemimpin-anggota
hubungan yang berkaitan dengan : tingkat keyakinan,
kepercayaan dan respek bawahan.
2. Struktur tugas
tingkat penugasan pekerjaan yang diprosedurkan
3. Kekuasaan jabatan
tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang pemimpin yang
berkaitan dengan variabel kekuasaan
Tipe-tipe Kepemimpinan
Pada umumnya tipe kepemimpinan dipengaruhi oleh bakat
serta lingkungan seseorang, maka tipe kepemimpinan
dibagi menjadi:
1. Tipe otokratis
- menganggap organisasi sebagai milik pribadi
- mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
- tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat
- tergantung pada kekuasaan formal
- menggerakkan bawahan dengan paksaan
2. Tipe militeristik
- menuntut disiplin yang tinggi dari bawahan
- senang pada formalitas
- sistem perintah untuk menggerakkan bawahan
3. Tipe paternalistik
- menganggap bawahan belum dewasa
- sering bersifat maha tahu
- tidak memberi kesempatan pada bawahan untuk mengambil
keputusan dan inisiatif serta kreatifitas
4. Tipe kharismatik
- dianggap mempunyai kekuatan gaib
- biasanya keturunan bangsawan
- berwibawa dan berkemampuan menjadi teladan
- obyektif
5. Tipe demokratis
- senang menerima saran, pendapat dan kritik dari
bawahan
- mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan
- berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadi
sebagai pimpinan.
6. Tipe liberalistik
- ada kebebasan tanpa pengendalian
- pimpinan tidak mengendalikan bawahan sepenuhnya
- segala sesuatu dipercayakan pada bawahan
- pimpinan kurang bertanggung jawab
Kriteria Pemimpin
4 kriteria seorang pemimpin:
1. Shiddiq artinya benar.
segala ucapan dan tindakan seorang pemimpin harus
berlandaskan pada kebenaran dan menuju pada kebenaran
2. Amanah artinya dapat dipercaya
mampu membawa kepercayaan bawahan menuju kepada
kebaikan dan kebajikan
3. Tabligh artinya komunikatif
seorang pemimpin harus memperhatikan aspirasi, dan
membantu mengatasi kesulitan bawahannya
4. Fatonah artinya cerdas
seorang pemimpin harus smart, dan inovatif
Fungsi Pemimpin
1. Pengambil keputusan
2. Memotivasi bawahan
3. Sumber informasi
4. Menciptakan inspirasi
5. Menciptakan keadilan
6. Katalisator
7. Mewakili organisasi
8. Menyelesaikan konflik
9. Memberikan sugesti
Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
Kepemimpinan:
1. Mengarahkan pada kemampuan individu
2. Merupakan kualitas hubungan
3. Diarahkan untuk mencapai keinginan
4. Bersifat hubungan personal
5. Menggantungkan diri pada sumber yang ada pada dirinya
Manajemen:
1. Mengarahkan pada sistem dan mekanisme
2. Merupakan fungsi status kewenangan
3. Diarahkan untuk mencapai tujuan
4. Bersifat hubungan inpersonal
5. Menggantungkan diri pada daya dan dana yang ada
Pemimpin Manajer
1. Diangkat oleh pengikut
2. Mengandalkan kewibawaan
personal
3. Bertindak sebagai pencetus ide
4. Bertanggungjawab pada bawahan
5. Bagian dari pengikut
1. Diangkat oleh kekuasaan
2. Mengandalkan kewibawaan posisi
3. Bertindak sebagai penguasa
4. Bertanggung jawab pada atasan
5. Bagian dari oganisasi
Perbedaan Sikap dan Cara Berpikir
Pemimpin :
1. mencari alternatif baru
2. mengembangkan problem sebagai suatu tantangan
3. menemukan solusi kreatif
4. menghargai pembaruan, cara baru dan tidak terlalu terikat pada aturan.
5. berpikir divergent
Manajer
1. menurut pada atasan
2. menggunakan cara pada umumnya
3. menemukan satu cara saja
4. mengekor pada orang lain
5. tertib untuk menghasilkan duplikasi kerja
6. mengatur orang berdasarkan aturan
7. berpikir konvergent

KONSEP MOTIVASI

Pengertian Motivasi
  • Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia (Swanburg, 2006). Motivasi merupakan keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu (Mohibbin, 2008).

  • Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2006).

  • Jadi motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan suatu energi yang ada pada diri manusia. Sehingga akan berhubungan dengan persoalaan gejala kejiwaan. Perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu. Semua dorongan itu karena adanya tujuan kebutuhan, keinginan.

Sumber Motivasi
1. Motivasi instrinsik
  • Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin.
2. Motivasi ekstrinsik
  • Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.
3. Motivasi terdesak
  • Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008).

Klasifikasi Motivasi
1. Motivasi Kuat
  • Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa lansia akan mudah dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi.
2. Motivasi Sedang
  • Motivasi dilakukan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
3. Motivasi Lemah
  • Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna (Irwanto, 2008).

Komponen Motivasi
  • Vroom (2005) mengembangkan suatu teori motivasi berdasarkan jenis-jenis pilihan yang di buat orang untuk mencapai suatu tujuan, alih-alih berdasarkan kebutuhan internal. Teori harapan (expectancy) memiliki 3 asumsi pokok, yaitu :
1.Valence
  • Beberapa jauh yang orang inginkan terhadap hal-hal yang ditawarkan terhadap dirinya. Misalnya dalam suatu organisasi berkaitan dengan penghargaan, waktu kerja dan sebagainya. Valence mengacu pada keinginan atau kemampuan untuk menarik atau menolak dan memiliki sesuatu tertentu pada lingkungan (Asnawi, 2007).
2. Instrumentality
  • Bagaimana kemungkinan suatu hal yang potensial akan berimplikasi terhadap sesuatu yang bernilai lain, misalnya kinerja yang baik yang berimplikasi pada promosi. Instrumentality (Sarana) didasarkan pada hubungan yang dirasakan atau dua hasil (Asnawi, 2007).
3.Expectancy
  • Bagaimana kemungkinan seseorang menyakini bahwa apa yang telah diusahakan itu akan membawa kepada kinerja yang baik (Asnawi, 2007).
Pace dan Faules (1998) dalam Sobur (2005) menyatakan berdasarkan teori harapan ini, motivasi dapat dijelaskan dengan mengkombinasikan ketiga elemen dasar tersebut. Orang akan termotifitasi bila ia percaya bahwa : 1) perilaku tertentu, 2) hasil tersebut mempunyai nilai positif baginya, dan 3) hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang. Jadi seseorang akan memilih, ketika ia melihat alternatif – alternatif, tingkat kinerja yang memiliki kekuatan motivasional tertinggi yang berkaitan dengannya.


Tidak ada komentar: