Laman

Kamis, 27 Desember 2012

TABLOID SEJARAH ILMU KOMUNIKASI


Hasriani Fait
C1D1 10 049

SEJARAH ILMU KOMUNIKASI
Berdasarkan latar belakang sejarah, ilmu komunikasi telah mengalami perkembangan yang memerlukan waktu cukup panjang. Bermula dari suatu keterampilan tentang persuratkabaran (Zaitungskunde di Eropa, dan Jurnalistik di Amerika) kemudian berkembang dan berubah menjadi suatu disiplin ilmu yang bernama ilmu komunikasi.
1. Perkembangan di Eropa.
Suratkabar sebagai studi ilmiah mulai menarik perhatian pada tahun 1884. studi tentang pers muncul dengan nama Zaitungskunde di Universitas Bazel (swiss, dan delapan tahun kemudian (1892) muncul juga di Universitas Leipzig di Jerman. Kehadiran pengetahuan persuratkabaran ini semakin menarik perhatian ilmuwan. Pakar sosiologi, Max Weber, pada Konggres Sosiologi (1910) mengusulkan agar sosiologi pers dimasukkan sebagai proyek pengkajian sosiologi di samping sosiologi organisasi. Weber pun telah meletakkan dasar-dasar ilmiah bagi pengkajian pers sebagai studi akademik. Sepuluh tahuan kemudian pakar sosiologi lainnya, Ferdinant Tonnies, mengkaji sifat pendapat umum dalam masyarakat massa. Dalam hubungan antara pers dan pendapat umum itulah kemudian yang menaikkan gengsi suratkabar menjadi ilmu dengan nama Zaitungswissenschaft (ilmu suratkabar) pada tahun 1925. dengan demikian persuartkabaran tidak tidak lagi dipandang sebagai keterampilan belaka (Zaitungskunde), melainkan telah tumbuh sebagai suatu disiplin ilmu.
Munculnya radio dan film pada awal abad ke-20 membuka pengkajian baru yang lebih luas daripada suratkabar. Demikian pula dengan berkembangnya kajian mengenai pendapat umum dan kajian retorika, semakin meluaskan disiplin ilmu ini, sehingga tidak dapat lagi ditampung dalam oleh Zaitungswissenschaft. Untuk itu pada tahun 1930 Walter Hagemann mengusulkan dan memperkenalkan nama Publizistik sebagai suatu disiplin ilmu yang mencakup bukan saja suratkabar, tetapi juga radio, film, retorika, dan pendapat umum. Menurut Hagemann, Publisistik adalah ilmu tentang isi kesadaran yang umum dan aktual.
Dalam perkembangan selanjutnya Publisistik semakin mendapat pengakuan sebagai salah-satu disiplin ilmu dalam ilmu sosial. Obyek penelitiannya bukan lagi suratkabar melainkan offentiche aussage (pernyataan umum). Kemudian Emil Dofivat menyebut publisistik sebagai segala upaya menggerakkan dan membimbing tingkah laku khalayak secara rohaniah. Dengan demikian publisistik diakui sebagai suatu kekuatan yang dapat mengendalikan tingkah-laku manusia dan mewarnai perkembangan sejarahnya.
2. Perkembangan di Amerika.
Ilmu komunikasi massa berkembang di Amerika Serikat melalui jurnalistik. Sebagai sutau keterampilan mengenai suratkabar, jurnalistik, sudah mulai dikenal sejak tahun 1970. Namun sebagai pengetahuan yang diajarkan di universitas, barulah mulai dirintis oleh Robert Leo di Washington College pada tahun 1870. pada waktu ini jurnalistik belum mendapat penghargaan ilmuwan, karena diajarkan hanyalah hal-hal yang bersifat teknis. Namun setelah Bleyer memasukkan Jurnalistik sebagai minor program Ilmu Sosial di Universitas Wisconsin tahun 1930-an, mulailah jurnalistik berkembang sebagai suatu disiplin ilmu. Hal ini lebih berkembang lagi setelah Perang Dunia II, karena semakin pakar dari disiplin sosiologi, politik dan psikologi yang melakukan pengkajian berbagai aspek dari suratkabar, radio, film dan televisi. Pada masa ini para pakar tersebut semakin merasa bahwa jurnalistik tidak lagi mampu menampung berbagai pengkajian yang telah mereka lakukan, sehingga perlu memberi nama yang lebih sesuai yaitu ilmu Komunikasi Massa, sehingga obyek kajiannya tidak hanya mengenai suratkabar, melainkan mencakup juga radio, film dan televisi. Keempat media itu disebut media massa. Tokoh-tokoh utama dalam periode ini antara lain Harold D. Laswell, Carl I. Hovland, Paul Lazarsfeld dan Ithiel de Sola Pool. Dasar ilmiah ilmu ini semakin kokoh, dan metodoginya semakin disempurnakan.
Perkembangan ke arah lahirnya ilmu komunikasi dimulai tahun 1950-an. Para ilmuwan sosiologi, politik, dan komunikasi massa mengembangkan studi mengenai pembangunan, terutama ditujukan pada negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II. Hal ini dimaksudkan untuk membantu negara-negara tersebut melakukan pembangunan dan perubahan berencana terutama di bidang ekonomi, sosial dan politik. Berkembangnya studi tentang pembangunan ini seperti sosiologi pembangunan, ekonomi pembangunan, pembangunan politik, dan komunikasi pembangunan, menimbulkan kesadaran bagi para ilmuwan tersebut bahwa ilmu komunikasi massa, dirasa semakin tidak mampu menampung kegiatan ini, sehingga perlu diperluas menjadi ilmu komunikasi saja (massanya dihilangkan). Dengan demikian kajiannya tidak hanya menyangkut media massa saja, tetapi sudah mencakup komunikasi sosial seperti penyuluhan, ceramah dan retorika. Hal ini lebih diperkuat lagi oleh berbagai studi yang menemukan bahwa yang lebih berperan dalan proses perubahan dalam masyarakat terutama dalam penyebaran gagasan baru dan teknologi baru , justru bukan media massa, melainkan komunikasi tatap muka (persona).
Tokoh utama yang telah membawa ilmu komunikasi massa menjadi ilmu komunikasi adalah Wilbur Schramm. Ia adalah seorang sarjana bahasa Inggris yang tertarik kepada kajian komunikasi, karena memimpin sebuah University Press. Schramm yang kemudian memimpin Departemen Komunikasi Massa di Universitas Iowa, dan memimpin penelitian komunikasi di Stanford dan East West Center. Tokoh lainnya adalah Daniel Lerner, dan Everet M. Rogers.
3. Perkembangan di Indonesia.
Kajian ilmu komunikasi di tanah air dimulai dengan nama Publisistik, dengan dibukanya jurusab Publisistik di Fakultas Sosial dan Politik di Universitas gajah mada pada tahun 1950. Juga di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Universitas Indonesia pada tahun 1959. Demikian juga pada tahun 1960 di Universitas Pajajaran Bandung dibuka Fakultas Jurnalistik dan Publisistik. Melalui proses yang panjang lahirlah Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107/82 tahun 1982. Keppres ini membawa penyeragaman nama disiplin ilmu ini menjadi ilmu komunikasi.
Beberapa tokoh yang telah berjasa memasukkan ilmu komunikasi ke Indonesia dan kemudian mengembangkannya di Universitas antara lain: Drs. Marbangun, Sundoro, Prof. Sujono Hadinoto, Adinegoro, dan Prof. Dr. Mustopo. Pada tahun 1960-an, deretan tokoh ini bertambah lagi dengan datangnya dua orang pakar dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yaitu Dr. Phil. Astrid S. Susdanto dari Jerman Barat (1964); dan Dr. M. Alwi Dahlan (beliau secara langsung diajar oleh Wilbur Schramm) dari Amerika Serikat (1967).

Obyek Kajian Ilmu Komunikasi.
Berangkat dari paparan di atas, obyek studi ilmu komunikasi dengan sendirinya bukan hanya surat kabar (ilmu pers/jurnalistik), bukan pula hanya media massa (ilmu komunikasi massa), atau pernyataan umum (publisistik) melainkan komunikasi atau pernyataan antar manusia.
Harold D. Laswell (1948) dengan paradigmanya ”Who says what in which channel to whom with what effect” menyatakan bahwa obyek kajian komunikasi berupa:
ü Analisis sumber (komunikator)
ü Analisis isi (pesan)
ü Analisis media (saluran)
ü Analisis khalayak (komunikan)
ü Analisis efek (dampak).
Lebih mendalam, Garbner (1976) dalam Studies In Mass Comunication, The Anneberg School Of Communications, meyakini bahwa obyek kajian ilmu komunikasi meliputi: Seseorang (komunikator dan komunikan); Persepsi; Reaksi (efek dan efektivitas); Situasi (politik, ekonomi, dan lain-lain); Sarana (media, saluran dan fasilitas); Material (administrasi); Bentuk (struktur, gaya dan pola); Konteks; Isi (makna pesan); danKonsekuensi ((perubahan menyeluruh).
Kaitan dengan ilmu lainnya.
Sebelum berdiri sendiri sebagai suatu disiplin dalam kelompok sosial, maka sesuai latar belakang sejarahnya, embrio ilmu komunikasi dipelajari sebagai bagian dari sosiologi di Jerman dan tercakup dalam departemen bahasa Inggris di Amerika. Sudah menjadi nasib bahwa ilmu ini dikembangkan dan diperjuangkan oleh pakar dari disiplin lain, bahkan dasar-dasarnya sebagai kajian ilmiah dan metodologinya berasal dari berbagai disiplin ilmu.
Sejak awal hingga kini, memang banyak ilmuwan dari berbagai disiplin telah memberikan sumbangan kepada ilmu komunikasi. Antara lain Harold D. Lasswell (ilmu Politik), Max Weber, Daniel Lehner, Everet M. Rogers (Sosiologi), Carl I. Hovland, Paul Lazarsfeld (Psikologi), Wilburn Schramm (Bahasa), Shannon dan Weaver (Matematika dan Teknik). Keterlibatan berbagai disiplin ilmu dalam membesarkan ilmu komunikasi ini dimaknai oleh Fisher (1986) bahwa ilmu komunikasi mencakup semua dan bersifat sangat eklektif (menggabungkan berbagai bidang).
Eklektisme dari ilmu komunikasi sebagai suatu bidang studi memang telah membawa hikmah tersendiri, yaitu melahirkan beragam teori-teori komunikasi maupun konsep-konsep tentang komunikasi. Fisher (1986) merangkum konsep-konsep komunikasi dalam empat perspektif, yaitu: Mekanistis; Psikologi; Intereksional; Pragmatis. Pengaruh konsep-konsep ilmu fisika sangat kelihatan pada perspektif mekanistis. Kemudian pengaruh psikologi paling jelas nampak pada perspektif psikologi yang merupakan pengembangan dari perspektif mekanistis dengan menerapkan teori S-R (stimulus-respons). Sedangkan pengaruh sosiologi nampak pada perspektif interaksional (bersumber dari teori interaksi simbolik) dan perspektif pragmatis (bersumber dari teori sistem).
Lahirnya perspektif komunikasi sebagai sumbangan berbagai disiplin, tidaklah menghabiskan hubungan ilmu komunikasi dengan ilmu-ilmu lainnya. Ilmu komunikasi yang telah tumbuh sebagai disiplin sendiri (bersifat eklektif), tentu masih berhak ’bekerja sama’ dengan ilmu-ilmu lainnya. Kerja sama itu kemudian melahirkan berbagai subdisiplin seperti: komunikasi politik (dengan ilmu politik); sosiologi komunikasi (dengan sosiologi); psikologi komunikasi (dengan psikologi); komunikasi organisasi (dengan ilmu administrasi); komunikasi antarbudaya (dengan antropologi); dan lain-lain.(referensi ini di ambil dari google).





Senin, 19 November 2012

AMBATARO FILM WORKSHOP 2012

              Ambataro Bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Prov. SULTRA akan mengadakan Workshop Film sebagai ruang apresiasi bagi sineas muda berbakat.



Kunjungi : 
ambataroproduction.blogspot.com
Download :
Formulir Pendaftaran "Ambataro Film Workshop 2012"

"Jangan macam-macam" Postinganya Sepupunya Rambo "Chimenk Maruko Chan" (Muslimin)

Kamis, 15 November 2012

AMISH-SUKU BADUYNYA AMERIKA SERIKAT

Jangankan mobil, internet, telepon kartu kredit, bahkan pakaian yang mereka kenakan saja mirip masyarakat abad ke-17. Mereka juga berani menolak membayar pajak atau wajib militer kepada pemerintah Amerika. Sebagai gantinya mereka hidup menyendiri.
                Tidak banyak orang tahu bahwa di negara serba canggih seperti Amerika serikat ada suku terasing atau lebih tepatnya mengasingkan diri, gaya hidup mereka terbilang unik dan nyentrik karena menolak kemajuan dan bertahan pada gaya hidup ala era victoria pada abad ke-17.suku itu biasa di sebut sebagai orang Amish. Suku Amish ini sebenarnya adalah sebuah denominasiatau aliran kristen anababtis yang hidup di wilayah Amerika serikat dan Ontario, kanada. Suku ini sangat terkenal dengan gaya hidup yang melakukan pembatasan terhadap penggunaan peralatan moderen sperti mobil, telepon, hingga kartu kredit namun Tanpa peralatan moderen, orang amish mampu mandiri dan hidup dengan tenang.
                Keterasingan orang amish ini inidikarenakan pola hidup mereka yang memisahkan diri dari masyarakat, umum nya karena alasan-alasan keyakinan dalam menjalankan doktri-dokrin keagamaan mereka  dan yang lebih uniknya lagi untuk ukuran masyarakat moderen barat , suku Amish sangat menolak dan menghindarkan dirinya dari keikut sertaan program asuransi. Dari jumlah populasi suku Amish bisa di bilang lumayan besar, menurut sensus Amerika Serikat, pada tahun 2000 lalu saja populasi suku Amish mencapai 198.000 jiwa, mereka sama sekali tak membatasi jumlah keturunan umumnya dalam satu keluarga suku amish mempunyai keturunan 6 sampai 8 orang anak
                Suku Amish  adalah keturunan orang Swiss-Jerman  tetapi bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Jerman-Pennsylvania, mereka menyebut bahasanya Deitsch. Kepekaan langit ,malam dan keheningan malam sangat terasa di pemukian suku Amish, mereka sama sekali tak menggunakan lampu atau teknologi lainnya untuk sarana transportasi saja mereka hanya menggunakan kereta kuda , sementara transaksi ekonomi masih menggunakan trnsaksi yang sangat tradisional yaitu barter. Prinsip suku Amish dengan hidup tradisional, mereka berkontribusi dalam menjaga alam semesta yang telaah di karuniakan oleh tuhan terhadap manusia. (by: desy)

Senin, 12 November 2012

ambataro band berani tampil beda



Menjadi seseorang berbeda (unique) itu tidak mudah. ‘Beda’ berarti Anda harus berani melakukan sesuatu yang tidak sama dengan orang lain atau ‘Beda’ juga berarti berani melawan arus serta berani mempertahankan prinsip yang Anda anggap benar. Menjadi seseorang yang berbeda dapat juga membuat Anda ‘menonjol’ -mendapat perhatian lebih- di antara komunitas Anda.
Tampil menonjol bukan berarti Anda harus lebih dibandingkan rekan-rekan dalam komunitas Anda. Bukan berarti Anda harus tampil ‘ter’ daripada mereka seperti, ter-imut, ter-pandai, ter-cantik, ter-tinggi, ter-kaya, ter-mutakhir atau ‘ter’ lain yang positif. Justru disini Anda harus berani melawan arus brand image tersebut. Misalnya, apabila seluruh lingkungan kampus Anda menggunakan mobil ke kampus, Anda cukup menggunakan motor atau naik angkot -selain tampil bersahaja anda juga dapat berhemat.
(http://omahbiasawae.com)
Sama halnya seperti band yang satu ini kita sebut saja ambataro band. Band yang terbetuk  oktober 2012 ini terbentuk karna semangat dari salah satu teman kami sebut saja namanya Rambo ( nama di samarkan takut nnti dia kegeeran), dengan semangat memotivasi kami untuk tampil beda.
Pada awalnya teman” keberatan untuk berpenampilan seperti wanita takut nanti di kirain banci kali, tapi namanya juga orang pada dasarnya stress, mau tidak mau yah harus mau. Orang gag mau dipaksa yah mau seperti kata film yang pernah saya tonton, seperti itulah tanggapan teman-teman di ambataro band.
Tapi setelah menjalani latihan yang keras dan rutin pada akhirnya sukses pada penampilan perdana, Walaupun sebagian penonton pada histeris gara-gara melihat salah seorang dari ambataro band yang melakukan debus diatas panggung yang padahal cuman pake parang mainan heheh. Yang penting semua bisa ketawa. 
Ambataro band juga berhasil mendatang sales dari band asal luar negeri(the gan’s n roses) di penampilan perdananya. Sales muncul dengan gitar andalannya  (parut love) di kawal oleh orchestra yang juga atlet professional yang bernama (mamat) tapi lucunya dia bukan membawa alat orchestra melainkan parang mainan yang belakangan ini di ketahui adalah mainan dari ponakan salah seorang  pemain ambataro band.
cukup sampai disini dulu berhubungan saya mau kampus nanti kita lanjutin tentang band narsis yang satu ini

by.rizky febriansyah


Minggu, 04 November 2012

STOP MEMBACA, LESTARIKAN KEBODOHAN


"STOP MEMBACA LESTARIKAN, KEBODOHAN" Hati-hati dalam memaknai dan mengartikan kalimat persuasif tersebut. Sebagai mahasiswa yang mempunyai kewajiban belajar dan bekerja keras, saya ikut mengkampanyekan pentingnya membaca  kepada teman- teman karena saya juga sudah merasakan apa sebenarnya manfaat dari aktifitas membaca itu sendiri. Jujur saja, saya bukanlah orang yang pintar, namun saya juga tidak mau di bilang bodoh, karena saya yakin tidak ada orang yang bodoh di dunia ini melainkan malas. Prikitiwww...
Berikut saya paparkan beberapa manfaat membaca dari artikel yang pernah saya baca yang ditulis penulis untuk pembaca. (Bohama... terlalu banyak baca-bacanya)

Membaca buku, koran, majalah atau dari media yang lain, akan melatih otak kita untuk memusatkan pikiran. Otak kita diajak untuk memperhatikan kata demi kata yang ada pada teks tersebut. Karena kalau kita kehilangan bebeapa kata saja, bisa jadi kita tidak akan bisa menangkap keseluruhan maksud dari kalimat yang ada. Kalimat-kalimat yang menarik akan merangsang saraf otak kita untuk bekerja dan mengamati hal menarik tersebut. Ada penelitian yang membuktikan bahwa membaca buku bisa mencegah kita dari penyakit pikun. Mungkin karena kita selalu diajak berpikir ketika kita membaca, sehingga otak kita bisa tetap aktif.

Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya, “La Tahzan” mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu di antaranya sebagai berikut :
  • Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
  • Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
  • Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
  • Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
  • Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
  • Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
  • Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana.
  • Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
  • Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
  • Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).

    Yang Posting : Chimenk Maruko Chan (Muslimin)

Pagelaran Seni KOMUNICOUSTIC 2012




Dalam dunia pendidikan dan orientasi hidup, kesenian saat ini tidak bisa lagi dianggap pilihan kesekian dalam berposes serta bahan refreshing bahkan mungkin hanya untuk sekedar dianggap keren. Sudah banyak contoh orang-orang yang berproses di lingkup kesenian yang bahkan bisa menjadikan kegiatan kesenian yaitu sebagai sarana utama penunjang hidupnya. Termasuk juga di dalamnya para pelaku seni musik (musisi) dan penggiat seni dikalangan mahasiswa yang keberadaannya secara kuantitatif patut diperhitungkan dan mampu menjadi salah satu pionir pendukung pengembangan kesenian sacara utuh.
Untuk itu Mahasiswa Ilmu Komunikasi bekerja sama dengan Bengkel Seni Fisip (BENSFIS) dalam waktu dekat ini (KAMIS, 08 NOV 2012) akan menggelar pagelaran seni di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang diberi nama “Pagelaran seni Komunicoustic”. Kegiatan yang bertajub komunicoustic ini merupakan inisiatif dari mahasiswa yang tergabung dalam biro tersebut dan beberapa dosen sebagai pembimbing, yang bertujuan untuk melestarikan kesenian dikalangan mahasiswa, mempererat tali silaturahmi di antara penggiat seni, serta memberdayakan potensi SDM di setiap kelompok dan lingkungan seniman kampus.
“Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Tingkatkan Kreatifitas, Stop Kekerasan, hargai Perbedaan dan Cinta Akan Kedamaian “ adalah tema utama dari pagelaran seni yang akan di adakan nanti. Pagelaran ini merupakan langkah awal mahasiswa untuk membagkitkan kembali suasana kampus yang mati akan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan khususnya kegiatan seni.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa Komunikasi akan menampilkan beberapa item-item pagelaran seni diantaranya ; Pagelaran music acoustic dan Paduann Suara, Tari Tradisional dan Modern, Pameran Foto, Pemutaran Film karya mahasiswa Komunikasi, serta special perform dari 2 band local asal kota kendari yaitu REGAEVOLUTION dan AMBATARO BAND. Selain itu, kegiatan ini juga sebenarnya dijadikan tolak ukur penilaian para dosen mata kuliah Ko-Kurikuler sebagai nilai akhir semester kepada para mahasiswa Komunikasi angkatan 2012.


yang Post : Chimenk Maruko Chan (Muslimin)